Jalan Ke Sumbul rawan longsor

Bulan Desember merupakan bulan istimewa bagi masyarakat nasrani yang memperingati lahir Yesus Kristus. Musim liburan pun tiba dan saya mendapat berita bahagia dari Pariban (anak laki-laki paman dari pihak ibu) dari Kalimantan akan menikah di tanggal 27 Desember 2019. Pernikahan diadakan di Sumbul di huta Rajahukguk, Sumbul, Sumatera Utara. 
Saya berserta keluarga pun berencana menghadirin pesta pernikahan pariban saya. Kami mengendarai mobil pribadi kami. Perjalanan ke Sumbul saya ambil dari via tanah karo karena merupakan rute tercepat dari Medan. 
Perjalan di tanah karo melewati tikungan maut di Sembahe dan Sibolangit dapat kami lalui dengan baik dan selamat. Jalan dari tanah karo sebagian besar berlubanh kecil dan penuh dengan tambalan sehingga mengurangi kenyamanan berkendara.
Setelah sampai di Kabanjahe lalu saya mengambil arah Tiga panah. Lalu dari simpang tiga tiga panah kami belok kanan mengambil arah ke Sumbul. Memasuki sumbul saya di hadapan dengan tikungan uang melelahkan karena tikungan sangat banyak dan putaran tikungan banyak 180°
dan lebih mengerikannya ketika akan mendapatkan kota Sumbul ada longsoran di jalan. Longsoran ini tanpa ada petugas polisi dan masyarakat sekitar mencoba memberi tanda peringatan sembari meminta sumbangan.
Saya mendapat info dari masyarakat bahwa hal ini sering terjadi dan longsoran kurang mendapat perhatian dari pemerintah daerah. Bagi teman-teman yang akan melintas dari sumbul saya harapkan dalam kondisi fit karena tanda peringatan longsor kurang memadai. Sebaiknya berkendara di siang hari.

Komentar