Suku batak toba memiliki salah satu keunikkan dari suku lain di
Indonesia yaitu memiliki nama atau sebutan yang baru. Sebutan ini mengambarkan
status kekeluargaan yang di milikinya. Ketika seseorang sudah menikah dalam
batak Toba pastilah menginginkan hadirnya buah hati. Pada saat menantikan anak
maka bagi calon ayah memiliki sebutan amang paima dan calon ibu inang paima.
Paima berarti menunggu.
Ketika anaknya yang pertama
sudah lahir dan diberi nama maka nama anak itu menjadi sebutan orang tuanya.
Ketika anak pertama bernama Jevin maka sebutan ayah amang Jevin dan sebutan ibu
inang Jevin. Sebutan didapat dari anak pertama baik lelaki maupun perempuan.
Ketika anaknya sudah menikah
dan memiliki anak maka kakek dan neneknya memiliki sebutan dari anak lelaki
pertamanya. Misalnya Jevin sudah menikah dan memiliki anak bernama Newton makan
untuk opung doli diberi panggoaran (sebutan) Opung Newton doli dan untuk opung
boru diberi sebutan Opung Newton boru.
Pemberian panggoaran pada
opung memiliki aturan yaitu panggoaran harus dari anak laki-laki yang tertua
walaupun misalnya dia memiliki kakak perempuan tetapi panggoran harus dari anak
laki-laki tertua.
Ketika di keluarga tidak
memiliki anak laki-laki maka pangoaran untuk opung didapat dari cucu pertama
anak perempuan paling sulung.
Dari sinilah muncul istilah
pahompu (cucu) pangoaran dan memiliki peran yang krusial untuk menjunjung nama
baik keluarga.
Komentar
Posting Komentar