Mie instan memilki beberapa tahapan pengolahan. Pengolahan mie instan bisa berbeda tergantung dari jenis mesin yang digunakan dan jenis produk yang dihasilkan. Beberapa tahapan sederhana pengolahan mie instan
1.
Screw
Screw
berfungsi sebagai perantara pemindahan bahan (tepung) dan premixer. Prinsip kerja dari
screw ini adalah dengan mendorong bahan seperti butiran, serbuk/tepung secara
continue dengan conveyor ulir.
Beberapa kriteria yang harus dipenuhi yaitu kondisi shievter tidak ada koyak dan penggunaan mesh yang tepat. Mesh 20 merupakan ukuran yang seeing digunakan.
2.
Mixer
Mixing
dilakukan dengan menggunakan mixer. Mixer berfungsi untuk menghomogenkan
campuran, dengan prinsip kerja mencampur tepung melalui gerakan rotasi oleh
blade yang digerakkan dengan sebuah motor.
Kriteria yang menjadi acuan proses mixing adalah waktu mixing, jumlah alkali dan penambahan air putih.
3.
Press
Pressing
dilakukan menggunakan roll press yang befungsi untuk memotong lembaran adonan
menjadi untaian mie yang selanjutnya menuju ke waving unit. Prinsip
kerjanyan adalah membentuk untaian mie dengan ukuran mie yang standar yang
diakukan oleh sepasang roller yang permukaannya bergerigi.
Pada proses ini terjadi pembentukkan mie yang diinginkan disesuaikan dengan sliter. Tebal mie diukur dengan thickness dengan satuan milimeter.
4.
Steamer
Berfungsi
untuk memasak atau mengukus untaian mie dari waving
unit secara kontinyu dengan media panas berupa steam. Prinsip kerjanya adalah aliran uap dari boiler dengan tiga bagian utama yaitu bagian pembasahan, bagian gelatinisasi, dan bagian pengeringan, masing-masing dengan suhu yang berbeda.
unit secara kontinyu dengan media panas berupa steam. Prinsip kerjanya adalah aliran uap dari boiler dengan tiga bagian utama yaitu bagian pembasahan, bagian gelatinisasi, dan bagian pengeringan, masing-masing dengan suhu yang berbeda.
Ada penambahan spray air sebelum steaming untuk mengkokohkan adonan. Setelah mie dikukus maka mie dikeringkan dengan kipas angin untuk menurunkan kadar air adonan agar mie tidak sangkut di waving net.
5.
Cutter
Berfungsi
untuk memotong dan memisahkan untaian mie dengan tekanan. Prinsip kerjanya adalah
karena adanya tekanan dari Roller.
6.
Fryer
Berfungsi
untuk menggoreng mie dengan metode deep fat frying untuk
mengopltimalkan gelatinisasi sehingga diperoleh kematangan mie yang baik. Reaksi browning terjadi menyebabkan warna mie menjadi coklat. Parameter yang diamati pada proses ini yaitu temperatur, level minyak dan speed fryer.
Prinsip kerjanya adalah sirkulasi minyak goreng
dengan pemanasan pada heat exchanger (HE) secara kontinyu.
Beberapa produk mie instan tidak melalukan proses penggorengan melainkan pengeringan dengan metode dryer. Pengeringan menggunakan uap (tidak menggunakan minyak goreng) untuk menurunkan kadar air mie.
7.
Cooling
Berfungsi
untuk mendinginkan mie setelah frying. Prinsip kerjanya adalah aliran
udara dari kipas dalam cooling box. Suhu mie setelah cooling maksimal 45 °C.
8.
Packing
Berfungsi
untuk mengemas mie dengan etiket tertentu. Prinsip kerjanya adalah melipat dan
merekatkan bagian bawah kemasan dengan long sealer, penutup dan
pemotongan dengan End sealer.
Komentar
Posting Komentar