Memperbaiki Kinerja Fryer Line 3 Dari Hanya Menggunakan Minyak Goreng dengan Ratio Minyak Bekas dan Minyak Baru 0,04 menjadi 0,16667 selama 8 Bulan (Gugus Kendali Mutu)


LANGKAH 1
MENENTUKAN TEMA DAN JUDUL
(Periode Minggu ke-14 s/d Minggu ke-17)

Pada pembahasan langkah ini, OKSIGEN akan membahas sekilas mengenai PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, proses produksi, prioritas masalah, sampai kepada penentuan Tema dan Judul sebagai langkah awal aktifitas perbaikan yang kami lakukan.

1.1. PENDAHULUAN
Struktur Organisasi PT. Indofood CBP Sukses Makmur


ALUR PROSES PRODUKSI


1. Screw

            Screw berfungsi sebagai perantara pemindahan bahan dan premixer. Prinsip kerja dari screw ini adalah dengan mendorong bahan seperti butiran, serbuk/tepung secara continue dengan conveyor ulir.

2. Mixer
            Mixing dilakukan dengan menggunakan mixer. Mixer berfungsi untuk menghomogenkan campuran, dengan prinsip kerja mencampur tepung melalui gerakan rotasi oleh blade yang digerakkan dengan sebuah motor.

3. Press
            Pressing dilakukan menggunakan roll press yang befungsi untuk memotong lembaran adonan menjadi untaian mie yang selanjutnya menuju ke waving unit. Prinsip kerjanyan adalah membentuk untaian mie dengan ukuran mie yang standar yang diakukan oleh sepasang roller yang permukaannya bergerigi.

4. Steamer
            Berfungsi untuk memasak atau mengukus untaian mie dari waving
unit secara kontinyu dengan media panas berupa steam. Prinsip kerjanya adalah aliran uap dari boiler dengan tiga bagian utama yaitu bagian pembasahan, bagian gelatinisasi, dan bagian pengeringan, masing-masing dengan suhu yang berbeda.

5. Cutter
            Berfungsi untuk memotong dan memisahkan untaian mie dengan tekanan. Prinsip kerjanya adalah karena adanya tekanan dari Roller.

6. Fryer
            Berfungsi untuk menggoreng mie dengan metode deep fat frying untuk mengopltimalkan gelatinisasi sehingga diperoleh kematangan mie yang baik.

Prinsip kerjanya adalah sirkulasi minyak goreng dengan pemanasan pada heat exchanger (HE) secara kontinyu.

7. Cooling
            Berfungsi untuk mendinginkan mie setelah frying. Prinsip kerjanya adalah aliran udara dari kipas dalam cooling box.

8. Packing
            Berfungsi untuk mengemas mie dengan etiket tertentu. Prinsip kerjanya adalah melipat dan merekatkan bagian bawah kemasan dengan long sealer, penutup dan pemotongan dengan End sealer.




1.2. PRIORITAS MASALAH
            Divisi Noodle Medan memiliki banyak gugus yang aktif dalam kegiatan GKM, dalam kesempatan ini Gugus OKSIGEN diberi tugas sesuai dengan memo internal sebagai berikut :



Sesuai dengan memo tersebut juga dan sebagai salah satu sumber tema (Instruktur Manajemen), Gugus OKSIGEN diberikan kepercayaan untuk menangani masalah Pengoptimalan Minyak Bekas.

1.3. MENENTUKAN TEMA
Dalam menentukan tema QCC Oksigen mengambil data pemakaian minyak baru pada periode November 2015 – Januari 2016.
Fryer Line
Pemakaian Minyak Baru
In-Efesiensi ( %)
Rata rata Pemakaian
Nilai, Rp
Actual (Kg)
Standar (Kg)
Varian
Minyak Baru/hari
A
B
C=A-B
(kg)
Fryer Line 1
242.879
299.285
(56.406)
0,81
2.853,20
34.238.400
Fryer Line 2
262.633
310.148
(47.515)
0,85
3.086,28
37.035.360
Fryer Line 3
271.099
282.880
(11.781)
0,96
3.341,71
40.100.520
Fryer Line 4
226.440
260.100
(33.660)
0,87
2.725,89
32.710.680
Fryer Line 8
268.566
330.514
(61.948)
0,81
3.190,81
38.289.720
Fryer Line 9
280.738
335.801
(55.063)
0,84
3.299,83
39.597.960
Fryer Line 10
257.261
349.792
(92.531)
0,74
3.055,79
36.669.480
Total
21.553,51
258.642.120


Diagram Batang : Varian Pemakaian Minyak Baru Periode November 2015- Januari 2016



Pie Chart : Efisiensi Pemakaian Minyak Baru Periode November 2015- Januari 2016




Diagram Batang: Rata-rata Pemakaian Minyak Baru/hari Periode November 2015-Januari 2016





Data Efesiensi Pemakaian Minyak Baru Periode November 2015 – Januari 2016
Fryer Line
In - Efisiensi
Persentase, %
In - Efisiensi komulatif
Komulatif (%)
Fryer Line 3
0,96
0,16
16,30%
16,30%
Fryer Line 4
0,87
0,15
14,80%
31,10%
Fryer Line 2
0,85
0,14
14,40%
45,50%
Fryer Line 9
0,84
0,14
14,30%
59,80%
Fryer Line 8
0,81
0,14
13,80%
73,60%
Fryer Line 1
0,81
0,14
13,80%
87,40%
Fryer Line 10
0,74
0,13
12,60%
100,00%
Total
5,88
1,00






Analisa Penentuan Tema :
1. Grafik batang varian pemakaian minyak baru menunjukkan bahwa varian terendah adalah line  dengan pemakaian minyak bekas paling sedikit adalah line 3 (11.781 kg).
2. Pada diagram pie chart terlihat bahwa in-efesiensi mesin menggunakan minyak baru tertinggi adalah line 3 dengan efisiensi 0,96%.
3. Pada diagram batang rata-rata pemakaian minyak baru/hari terlihat di line 3 tertinggi sebanyak 3.341,71 kg.
4. Pada diagram pareto diatas juga terlihat bahwa nilai in-efesiensi pemakaian minyak baru yang tertinggi adalah 16,30% ada pada Fryer Line 3.


Berdasarkan analisa data dan pertimbangan analisa pareto maka, QCC OKSIGEN mengambil tema :
“Mengurangi In-Efesiensi Pemakaian Minyak Baru di Fryer Line 3”


1.4. MENENTUKAN JUDUL

Data Pemakaian Minyak Baru Periode November 2015 – Januari 2016

Fryer line
Pemakaian Mnyak Bekas
Pemakaian Minyak Baru
Ratio MBK : MBR
Jumlah, kg
Rata-rata, kg
Jumlah, kg
Rata-rata, kg
(%)
Fryer Line 1
56.406
1.991
242.879
8.572
0,23
Fryer Line 2
47.515
1.677
262.633
9.269
0,18
Fryer Line 3
11.781
436
271.099
10.041
0,04
Fryer Line 4
33.660
1.216
226.440
8.184
0,15
Fryer Line 8
61.948
2.212
268.566
9.592
0,23
Fryer Line 9
55.063
1.943
280.738
9.908
0,20
Fryer Line 10
92.531
3.266
257.261
9.080
0,36


Diagram Batang : Pemakaian Minyak Baru Periode November 2015 – Januari 2016




Diagram Batang :  Pemakaian Minyak Bekas Periode November 2015 – Januari 2016



Diagram Pie Chart :  Ratio Pemakaian Minyak Baru : Minyak Bekas
Periode November 2015 – Januari 2016



Data Ratio Pemakaian Minyak Bekas dan Minyak Baru Periode November 2015 – Januari 2016

Fryer Line
Rasio
Persentase, %
Rasio Komulatif
Komulatif (%)
Fryer line 10
0,36
25,90%
0,36
25,90%
Fryer line 1
0,23
16,60%
0,59
42,50%
Fryer line 8
0,23
16,60%
0,82
59,10%
Fryer line 9
0,20
14,30%
1,02
73,40%
Fryer line 2
0,18
12,90%
1,2
86,30%
Fryer line 4
0,15
10,80%
1,35
97,10%
Fryer line 3
0,04
2,90%
1,39
100,00%
Total
1,39
100%






Analisa Penentuan Judul :
1. Dari diagram batang terlihat pemakaian minyak bekas rata-rata dari 3 bulan paling rendah di line 3 sebesar 436,33kg.
2. Dari diagram batang terlihat pemakaian minyak baru rata-rata dalam 3 bulan Paling Tinggi di Line 3 sebesar 10.040,70kg
3. Dari pie chart terlihat ratio pemakaian minyak bekas : minyak baru di Line 3 paling rendah sebesar 0,04%.
4. Pada diagram pareto diatas juga terlihat bahwa nilai ratio pemakaian minyak bekas dan minyak baru yang rendah adalah 2,90% ada pada Fryer Line 3.

Berdasarkan analisa data dan pertimbangan analisa pareto maka, QCC OKSIGEN mengambil Judul :
Memperbaiki Kinerja Fryer Line 3 Dari Hanya Menggunakan Minyak Goreng dengan Ratio Minyak Bekas dan Minyak Baru 0,04 menjadi 0,16667 selama 8 Bulan”

Berdasarkan rencana perbaikan tersebut, OKSIGEN menjabarkan dalam metode SPAW sebagai berikut :
Spesifik :
Gugus menyelesaikan masalah dengan penggunaan Minyak Goreng Dengan Ratio Minyak Bekas Minyak Baru 0,16667.
Pencapaian :
Gugus OKSIGEN berusaha mencapai perbaikan berdasarkan pencapaian pemakaian minyak bekas dengan minyak baru ( 1 : 6 ) atau 0,16667 sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Alasan :
Memperbaiki Kinerja Fryer Line 3 supaya efesien.
Waktu :
Gugus OKSIGEN akan menyelesaikan masalah ini dalam periode 8 bulan (Januari – September 2016).

1.5. KINERJA TIM SEBELUM AKTIFITAS
            Sebelum memulai kegiatan, gugus OKSIGEN  membuat kinerja tim QCC saat ini untuk anggota gugus tentang kinerja QCC dan mutu lingkungan kerja, yang digambarkan dalam Radar Chart – Rinda Window sebagai berikut :


a. Kinerja QCC Sebelum Perbaikan
1. Pengetahuan Konsep dasar Mutu & Peningkatan Mutu
= 2,56
2. Aktivitas QCC dan Peranan Anggota
= 2,44
3. Penerapan PDCA Tulta & Tools
= 2,67
4. Pengembangan Ketrampilan dan Talenta
= 2,44
5. Motivasi untuk Pengembangan Diri
= 2,00
Rata-rata
2,22

b. Dampak terhadap Lingkungan Kerja
1. Hubungan Kerja & Team Work
= 3,00
2. Efektivitas Pertemuan
= 2,44
3. Kerjasaman Atasan & Bawahan
= 3,00
4. Motivasi Peningkatan Pengetahuan & Ketrampilan ber-QCC
= 2,44
5. Konsistensi Menerapkan Standar Kerja
= 2,00
Rata-rata
2,42


Rinda Window Sebelum QCC


Keterangan Zona :
Zona A       : Budaya Peningkatan Mutu kerja dan peningkatan keterampilan PDCA Tinggi
Zona B                   :  Mutu kerja sebagian besar baik dan sudah melalui kegiatan PDCA
Zone C1     :  Mutu kerja sudah melalui kegiatan PDCA tetapi belum berhasil  optimal
Zone C2     :  Mutu kerja sudah tinggi tetapi penerapan PDCA masih atas pengawasan
Zone C       :  Mutu kerja dan kegiatan PDCA pada tahap rata-rata
Zone D2     :  Mutu kerja tinggi tetapi keterampilan PDCA kurang sekali
Zone D1     :  Mutu kerja dan kegiatan PDCA masih rendah
Zone D       :  Mutu kerja dan pemahaman kegiatan PDCA sangat kurang

Kesimpulan :
Sebelum memulai kegiatan, kinerja Gugus  OKSIGEN berada di zone C yaitu Mutu Kerja dan Kegiatan PDCA Pada Tahap Rata-Rata.


LANGKAH 2
MENGANALISA PENYEBAB
    (Periode minggu ke-11 s/d minggu ke-28 )

            Pada langkah 2 ini, GKM OKSIGEN memberi saran-saran dari semua anggota terkait dengan tema/objek masalah apa yang menjadi penyebab yang digambarkan dalam ishikawa diagram sehingga dapat disimpulkan apa yang menjadi penyebab dominan.

2.1. IDENTIFIKASI AKAR PENYEBAB
Tabel Faktor Identifikasi Akar Penyebab




2.2. Isikhawa Diagram




2.3. NGT (Nominal Group Technique)
Dalam memilih analisa penyebab dominan ditentukan dengan membuat NGT yaitu dengan setiap anggota gugus OKSIGEN  memberikan bobot nilai kepada faktor yang diperkirakan sebagai penyebab dominan. Berikut adalah  NGT :





Berdasarkan Voting didapat  =  51 % x Akar Penyebab = 0.51 x 11 = 5,61  dibulatkan  6 
(6 Akar Penyebab)

2.4 Kesimpulan

Berdasarkan hasil kesepakatan bersama, angota QCC Oksigen memutuskan untuk memilih 4 Penyebab dominan untuk dilakukan pengujian yaitu :
1. Belum ada perbandingan penambahan MBK : MBR yang tepat
2. Mesin Memproduksi Mie Berat Rendah
3. Terlalu Lama minyak Bekas Disimpan
4. Terjadi Penumpukan Mie di Wrapping
Sedangkan 2 (dua) penyebab dominan tidak akan dilakukan pengujian dan akan langsung diperbaiki oleh QCC yaitu :
1. Modutrol tidak berfungsi dengan baik/rusak
2. Dudukan cerobong tidak tepat/bocor.




LANGKAH 3
MENGUJI DAN MENENTUKAN AKAR PENYEBAB DOMINAN
( Periode Minggu ke-30 s/d Minggu ke-32 )

            GKM OKSIGEN melakukan pengumpulan data-data untuk diuji dan menentukan penyebab dominan dengan alat bantu  Diagram  Scatter  berdasarkan  enam faktor penyebab dominan pada langkah 2.

3.1. Menguji faktor dominan
3.1.1. Pengujian Penyebab 1
Akar penyebab 1: Belum ada perbandingan penambahan MBK : MBR yang tepat
Faktor X  : Perbandingan MBK : MBR
Faktor Y  : Laju Kenaikan % FFA

Perbandingan MBK : MBR, X
1 : 4
1 : 5
1 : 6
1 : 7
Laju Kenaikan %FFA, Y
0,0160
0,0126
-0,0156
-0,0194

R = 0,92
 
 



Analisa :
            Dari diagram diatas adanya korelasi kuat antara perbandingan penambahan Minyak Bekas dan minyak baru terhadap laju kenaikan %FFA hal ini dibuktikan dengan R = 0.92.

Kesimpulan :
            Faktor penyebab belum ada perbandingan penambahan MBK : MBR yang tepat, sebagai faktor dominan akan diperbaiki gugus.

3.1.2. Pengujian Penyebab 2
Akar Penyebab : Mesin Memproduksi Mie Berat Rendah
Faktor x  : Berat Mie, gr
Faktor y  : Volume Petroleum Benzine yang menguap

Berat Mie gr,  X
50
52
56
60
61
64
65
66
70
75
Laju Kenaikan %FFA, Y
0,0080
0,0101
0,0188
0,0114
0,0138
0,0241
0,0200
0,0270
0,0270
0,0320

R = 0,72
 
 


Analisa :
            Dari diagram diatas adanya korelasi antara berat mie terhadap laju kenaikan %FFA. Semakin berat mie  berat rendah semakin cepat laju kenaikan % FFA, hal ini dibuktikan dengan R = 0.72.
Kesimpulan :
            Faktor penyebab Mesin Memproduksi  Berat Mie  rendah terbukti sebagai faktor penyebab dominan dan akan diperbaiki oleh gugus.

3.1.3. Pengujian Penyebab 3
Akar Penyebab : Terlalu Lama Minyak Disimpan

Faktor X  : Lama Minyak Disimpan, hari
Faktor Y  : Laju Kenaikan %FFA
Lama Minyak Disimpan hari, X
1
2
3
4
5
6
7
Laju Kenaikan %FFA, Y
0,3212
0,3258
0,3351
0,3336
0,3317
0,3416
0,3357

R = 0,82
 
  


Analisa :
            Dari diagram diatas adanya korelasi antara waktu lama minyak bekas disimpan terhadap laju kenaikan %FFA.  Semakin lama minyak disimpan, semakin cepat laju kenaikan %FFA, hal ini dibuktikan dengan R = 0.82.
Kesimpulan :
            Faktor penyebab lama minyak  bekas disimpan terbukti sebagai faktor dominan dan akan diperbaiki oleh gugus.

3.1.4. Pengujian Penyebab 4
Akar Penyebab : Terjadi Penumpukan Mie di Wrapping
Faktor X =  Lama Penumpukan Mie di wrapping
Faktor Y = Laju Kenaikan %FFA
Lama Penumpukan Mie di Wrapping Jam, X
1
2
3
4
Laju Kenaikan %FFA, Y
0,2434
0,2405
0,2431
0,2408
R = 0,44
 
Analisa :
            Dari diagram diatas tidak ada korelasi kuat antara Terjadinya Penumpukan Mie di Wrapping dengan laju kenaikan %FFA, hal ini dibuktikan dengan R = 0.44.
Kesimpulan :
Faktor penyebab  Terjadi Penumpukan Mie di Wrapping, tidak akan dilakukan perbaikan.

3.2. Kesimpulan Hasil Pengujian
            Semua faktor yang diduga dominan, ditampilkan dalam Pie Chart sesuai dengan harga R.





Berdasarkan Pie Chart gugus menetapkan ada 3 faktor Penyebab Dominan yang harus segera dilakuan perbaikan dengan urutan sebagai berikut :
1. Belum ada perbandingan penambahan MBK : MBR yang tepat
2. Terlalu Lama minyak Bekas Disimpan
3. Mesin Memproduksi Mie Berat Rendah
4. Terjadi Penumpukan Mie di Wrapping (tidak dilakukan perbaikan)

LANGKAH 4
MEMBUAT RENCANA DAN MELAKUKAN PERBAKAIKAN
 ( Periode minggu ke-33 s/d Minggu ke-36  )

Setelah menyelesaikan tahapan pada langkah 3, OKSIGEN melakukan perencanaan dan melaksanakan terhadap penyebab - penyebab dominan yg sudah teruji berdasarkan data-data pendukung supaya masalah yang ada dapat terselesaikan. Adapun tahapan pada langkah 4 adalah sebagai berikut.

4.1. 5W2H-Memahami Persoalan Sebelum Merencanakan Perbaikan
Pada tahapan ini, OKSIGEN menggunakan rumus pertanyaan 5W2H dalam menentukan dan memfokuskan segala bentuk informasi yang memberikan pemecahan masalah langsung. OKSIGEN juga telah meninjau kembali dan mengembangkan 5W2H adalah merupakan solusi yang efektif dan inovatif.
Tabel di bawah merupakan tahapan metode 5W2H dari OKSIGEN  dalam merencanakan perbaikan dari masalah yg ada.





4.2.       Menetapkan Intermediate Target dan Persetujuan Manajemen
              Berdasarkan solusi yang efektif dan inovatif tersebut di atas, OKSIGEN setuju untuk menetapkan Intermediate Target sebesar 100%, dengan pertimbangan:
Ø Oksigen  berupaya menyelesaikan masalah yang ada;
Ø Oksigen  berkemampuan untuk menyelesaikan 3 penyebab dominan saja;
Ø Oksigen  berkeyakinan terhadap kinerja dan hasil kinerja yg akan dicapai karena mendapat dukungan dari Departement Head dan pihak Manajemen.




4.3. Melaksanakan Perbaikan



LANGKAH 5
MENELITI HASIL
Periode minggu ke-37 s/d minggu ke-38 )


            Pada langkah ini, GKM OKSIGEN melakukan analisa perbandingan perbaikan yang telah dilakukan pada  langkah sebelumnya.

5.1. ANALISA HASIL PERBAIKAN
5.1.1. Analisa Perubahan Kondisi  Penyebabab Dominan
Setelah melakukan perbaikan terhadap semua penyebab dominan, gugus melakukan komparasi atau perbandingan terhadap faktor-faktor dominan antara sebelum dan sesudah adanya perbaikan.
No
Faktor Penyebab
Sebelum
Target
Sesudah
1
Belum Ada Perbandingan
Supaya Penambahan Minyak
Penambahan Minyak Baru dengan Minyak Bekas
Aplikasi Program
Penambahan MBK : MBK
Bekas dan Minyak Baru Dapat
dengan perbandingan tertentu dapat
dapat diaplikasikan
yang tepat
Diketahui dengan Tepat
memperkirakan laju kenaikan %FFA
(Berdasarkan Perkiraan)
2
Mesin Memproduksi Mie
Supaya Produksi dengan Berat
Speed Cutter yang berbeda terhadap mie berat
Speed Cutter pada
Berat Rendah
Mie rendah dapat diantisipasi
Rendah dapat ditentukan
Berat mie rendah
Laju Kenaikan % FFA
Dapat ditentutkan
3
Terlalu lama minyak bekas disimpan
Supaya kualitas minyak bekas
Kualitas minyak bekas dapat di control
Kualitas Minyak bekas dapat
disimpan
yang Ada di Tangki Minyak Bekas
dikendalikan
tidak mengalami penurunan
kualitas




5.1.2. Analisa Perbandingan Hasil terhadap Judul (Initial Goals)

ITEM
Feb'16
Mar'16
Apr'16
Mei'16
Jun'16
Jul'16
Aug'16
Sep'16
MBK
2.822
3.230
4.335
7.395
4.607
3.791
5.033
7.480
MBR
88.553
88.434
78.948
91.681
106.131
86.173
110.330
61.149
Ratio
0,03187
0,036524
0,05491
0,08066
0,043409
0,043993
0,045618
0,122324


Analisa
Data grafik di atas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan rasio Pemakaian MBK dengan MBR sebesar 0,122.

5.1.3. Analisa Perbandingan Hasil terhadap Tema
ITEM
Feb'16
Mar'16
Apr'16
Mei'16
Jun'16
Jul'16
Aug'16
Sep'16
MBK
2.822
3.230
4.335
7.395
4.607
3.791
5.033
7.480
MBR
88.553
88.434
78.948
91.681
106.131
86.173
110.330
61.149
Total
91.375
91.664
83.283
99.076
110.738
89.964
115.363
68.629
Efesiensi
0,96912
0,964763
0,947949
0,92536
0,958397
0,957861
0,956372
0,891008





Analisa :
Grafik di atas menunjukkan data penurunan efisiensi pemakaian minyak baru dari sebelumnya rata-rata 0,96 pada periode November 2015 – Januari 2016 menjadi 0,89.

5.1.4. Analisa Terhadap Target (Initial Goals)


 
 


5.2. Analisa Dampak Perbaikan

Dampak Positif
1. Quality
            Pemakaian Minyak Bekas sebelum perbaikan dari rata-rata 196,57 kg mengalami peningkatan menjadi 557,9 kg.
2. Biaya
            Dampak dilakukannya perbaikan ini telah dibuktikan dengan menurunnya rata biaya pemakaian minyak baru  dari Rp 2.358.840,- menjadi Rp. 2.149.611,-

3. Safety
            Berkurangnya  resiko penarikan minyak bekas dan downtime akibat penarikan minyak bekas.
4. Moral
Menambah kepercayaan diri dan tingkah laku anggota Gugus OKSIGEN dalam semangat bekerja.

5. Produktifitas
            Meningkatnya produktifitas, kinerja Fryer Line 3 akan pemakaian minyak bekas.

6. Lingkungan
            Kondisi area lebih nyaman akibat berkurangnya penarikan minyak bekas.

Dampak Negatif
Tidak ditemukan dampak negatif dari perbaikan yang dilakukan.

5.3. Analisa Perubahan Kinerja QCC
            Perubahan kinerja QCC setelah melakukan perbaikan dinilai dalam beberapa aspek, yaitu :1. Konsep Dasar
            Pengetahuan dan pemahaman tentang konsep dasar oleh gugus OKSIGEN terhadap PDCA Tujuh Langkah dan Tujuh Alat mengalami peningkatan.

2. Aplikasi PDCA dan Tools
            Penerapan PDCA dalam mengumpulkan data dan mengolahnya dengan menampilkan sebaik-baiknya sehingga mudah dipahami. Peningkatan penguasaan tujuh langkah tujuh alat mengalami peningkatan sesuai dengan fungsinya.

3. Motivasi
Peningkatan motivasi terhadap anggota gugus kendali mutu akibat dapat menyelesaikan masalah.

4. Aktifitas
            Aktifitas anggota gugus meningkat dalam menyelesaikan pekerjaan.
                                                                                                           
5. Pengembangan Keterampilan
            Keterampilan anggota gugus semakin berkembang dengan banyaknya ide-ide dalam analisis dan serta alternatif pemacahan masalah dari setiap urutan langkah PDCA.

Kinerja QCC setelah Perbaikan
a. Kinerja QCC Setelah Perbaikan
1. Pengetahuan Konsep dasar Mutu & Peningkatan Mutu
= 3,22
2. Aktivitas QCC dan Peranan Anggota
= 3,56
3. Penerapan PDCA Tulta & Tools
= 3,22
4. Pengembangan Ketrampilan dan Talenta
= 3,11
5. Motivasi untuk Pengembangan Diri
= 3,00
Rata-rata
3,22







Rinda Windows Sesudah QCC



 LANGKAH 6
MEMBUAT STANDAR BARU
                        (Periode minggu ke-39)

6.1. STANDAR PROSEDUR
            Adapun standar prosedur yang sudah dilakukan gugus Oksigen untuk perbaikan proses adalah : 
6.1 Standarisasi hasil
6.1.1. Membuat dan  Aplikasi Program Perhitungan Minyak Bekas untuk  memprediksi laju % FFA.
6.1.2. Membuat dan menetapkan takaran dan ukuran penambahan minyak bekas dan minyak baru.
6.1.3. Membuat dan menetapkan speed cutter pada produksi mie berat rendah.
6.1.4. Membuat dan menetapkan pemeriksaan kualitas minyak bekas disimpan di tangki minyak bekas.

6.2.  Standarisasi Prosedur.
6.2.1. Membuat WI-01/NDMDN/Produksi-01 sebagai prosedur untuk perbandingan penambahan minyak bekas dan minyak baru.
6.2.2. Membuat WI-02/NDMDN/Produksi-02 sebagai prosedur menggunakan bukaan kran minyak bekas dan minyak baru.
6.2.3. Membuat WI-02/NDMDN/Produksi-03 sebagai prosedur penetapan speed cutter.
6.2.4. Membuat WI-02/NDMDN/PDQC-01 sebagai prosedur analisa %FFA setiap hari.

LANGKAH 7
Mengumpulkan Data Baru
DAN Menentukan Rencana Berikutnya
(Periode minggu ke-40)

7.1. Monitoring Hasil Perbaikan

            Sebelum melanjutkan kelangkah selanjutnya, OKSIGEN ingin memberikan gambaran tentang monitoring hasil Gugus sampai dengan bulan terakhir sebelum gugus mengikuti konvensi. Berikut Contoh kontrol Chart.

Komentar