HIDROLISIS DAGING DAN JEROAN IKAN MAS (Cyprinus Carpio) MENGGUNAKAN ENZIM PAPAIN UNTUK PRODUKSI HIDROLISAT PROTEIN IKAN
HIDROLISIS DAGING DAN JEROAN IKAN MAS (Cyprinus Carpio) MENGGUNAKAN ENZIM
PAPAIN UNTUK PRODUKSI HIDROLISAT PROTEIN IKAN
Aninta Saraswati, Abdul
Basir, Ernawati, Vini Oktorina, Maju Pangaribuan, Aksar Chair Lages, Fitri
Astuti
DepartemenTeknologiHasilPerairan,
FakultasPerikanandanIlmuKelautanInstitutPertanian
Bogor
Abstrak
Pepton adalah sumber
nitrogen utama dalam media komersial untuk pertumbuhan bakteri berupa produk campuran
polipeptida, dipeptida, dan asam amino yang dapat dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung protein melalui reaksi
hidrolisis asam atau enzimatis. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian konsentrasi
enzim papain yang berbeda terhadap degradasi protein jeroan ikan mas (Cyprinus carpio) untuk menghasilkan
pepton. Pada penelitian ini didapatkan nitrogen total terhidrolisis (NTT) padajeroan0,8325 %
dan pada daging0,5485%. Nitrogen total bahan (NTB) pada jeroan 1,36 dan pada daging
2,934. Rasio NTT dengan NTB pada jeroan 0,4 dan pada daging 0,2837. Rasio NTT
dengan NTB menunjukkan bagian jeroan merupakan bagian yang mudah terhidrolisis.
Katakunci :Ikan mas (Cyprinus carpio), NTT, NTB,hidrolisis
protein,enzim papain
PENDAHULUAN
Indonesia
merupakan Negara maritim yang memiliki luas perairan lebih besar daripa daratan
sehingga banyak terdapat sumberdaya perairan seperti ikan. Ikan yang terdapat diperairan
Indonesia sangat beragam jenisnya, salah satunya adalah ikanmas.
Ikanmas (Cyprinus carpio) banyak dimanfaatkan sebagai bahan pangan
yang merupakan sumber protein utama selain kacang-kacangan. Ikan mas sebagai ikan
konsumsi merupakan salah satu komoditas sector perikanan air tawar yang berkembang
pesat. Berdasarkan data yang diperoleh dari Kementrian Kelautan Perikanan
(2009) menjelaskan bahwa produksi komoditas utama ikan mas di Indonesia dari tahun
2005 sampai 2009 mengalami kenaikan rata-rata sebesar 4,39%. Produksi tertinggi
dicapai pada tahun 2007 dengan total produksi ikan mas sebesar 264.349 ton
ikan.
Sektor
perikanan belum menjadi penting bagi sumber ekonomi Indonesia dikarenakan penanganan
potensi yang kurang tepat oleh pemerintah maupun masyarakat sehingga menjadikan
ikan seperti limbah yang sudah tidak dapat dimanfaatkan lagi. Hal ini terjadi karena
ikan merupakan salahsatu jenis produk yang
cepatmengalamikerusakan.Untukmemaksimalkanpotensiperikanandanbanyaknyaikan yang
terbuangsia-sia, maka perlu dilakukan suatu terobosan baru dalam memanfaatkan setiap
bagian dalam bidang perikanan salah satunya adalah memanfaatkan limbah ikan atau
mungkin ikan-ikan yang tidak ekonomis penting dan ikan yang terbuang sia-sia.
Pemanfaatan ini, salah satunya adalah menjadi pepton.
Pepton
sebagai sumber nitrogen utama dalam media komersial untuk pertumbuhan bakteri saat
ini masih diimpor dengan harga tinggi. Pepton adalah produk campuran polipeptida,
dipeptida, dan asam amino, dapat dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung
protein melalui reaksi hidrolisis asam atau enzimatis. Enzim yang dapat digunakan
untuk menghidrolisis protein salah satunya adalah enzim papain (Fachraniahet al 2002).
Papain
adalah protease yang dapat diperoleh dari getah pepaya. Saat ini papain sudah dapat
diisolasi untuk dapat digunakan sebagai katalisdalam hidrolisis protein
(Fachraniahet al 2002). Atas dasar pemanfaatan
limbah dan enzim yang tersedia, Praktikum ini
dilaksanakan dengant ujuan untuk menghasilkan produk hidrolisat protein
(pepton).
Praktikum ini
dilakukan untuk mengetahui pemberian konsentrasi enzim yang berbeda terhadap
degradasi protein jeroan ikan untuk menghasilkan produk hidrolisat protein.
BAHAN DAN METODE
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 9 November 2010. Praktikum ini
dilakukan di Laboratorium Penanganan Hasil Samping dan Penggolahan Limbah Hasil
Perairan, Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bahan utama yang digunakan dalam praktikum
ini adalah ikan Mas (Cyprinus carpio)
dan bahan pelengkap yang digunakan adalah enzim papain 0,26 % dan akuades.
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini, yaitu Hot shiker, oven, pisau,
talenan, eirlenmeyer dan pipet volumetrik.
Praktikum
kali ini dilakukan dengan pembuatan pepton dari daging dan jeroan ikan mas (Cyprinus carpio). Ikan Mas difillet dan
diambil daging dan jeroannya, kemudian dilakukan pencacahan hingga menjadi
halus. Daging dan jeroan yang telah halus ditimbang, lalu masing-masing
dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Selanjutnya diberi aquades. Setelah diberi
aquades, tambahkan enzim papain 0,26 ke dalam erlenmeyer. Kemudian diaduk
menggunakan hot shaker bath dengan suhu 60 oC selama 3 jam. Inkubasi selama 15 menit dalam oven dengan
suhu 85 oC. selanjutnya dilakukan pengeringan dan pengendapan selama
empat hari.
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Papain adalah enzim protease dan merupakan katalis pada reaksi
hidrolisis suatu substrat protein. Papain termasuk enzim
protease sulfihirl karena mengandung gugus aktif S-H. Enzim
papain mempunyai efisiensi katalik dan spesifitas yang tinggi dalam jenis reaksi
substratnya (Winarno 1986 dalam Kahar
1995). Enzim papain paling banyak diperoleh dari getah buah epaya yang masih muda.
Untuk dapat memanfaatkan enzim ini maka dilakukan berbagai pengolahan getah. Enzim diolah dengan menggunakan tiga metode. Metode
pertama, getah langsung dikeringkan dengan menggunakan desikator, freeze
drying, dan oven bersuhu 50oC. Aktivitas yang diperoleh dari metode
ini adalah 0,116; 0,361; dan 0,225 unit/mg. Metode kedua, getah difraksinasi
menggunakan garam amonium sulfat 0-85% jenuh dan diperoleh aktivitas sebesar
0,303 unit/mg. Metode ketiga, getah diolah dengan memurnikan papain dari getah
menggunakan dua tahap presipitasi garam dan diperoleh aktivitas sebesar 0,046
unit/mg (Ferdina 2009).
Papain
merupakan salah satu enzim katalisator protein. Papain menghidrolisis substrat pada
kecepatan tertentu yang dipengaruhi oleh konsentrasi substrat, konsentrasi enzim,
pH dan suhu selama proses, aktivator, dan inhibitor. Hidrolisis protein
menggunakan protease seperti papain mengubah sifat-sifat protein asalnya. Terdapat
tiga perubahan hirolisis ikatan peptide yaitu (1) peningkatan jumlahgugus terionisasi
sehingga produk lebih bersifat hidrofilik. (2) penurunan ukuran molekul rantai polipeptida
yang mengakibatkan sifat antigenisitas menurun tajam, dan (3) perubahan strukutr
molekul membentuk struktur hidrofobik yang terbuka terhadap lingkungan berair.
Hirolisis ikatan peptide dapat meningkatkan jumlah dan gugus bermuatan dan jumlah
sisi hidrofilik karenamolekul protein menjadi terbuka strukturnya sehingga meningkatkan
kelarutan dan menurunkan viskositas.Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan derajat
hidrolisis (Hendrawasih 2004).
Satuan aktivitas suatu enzim dinyatakan dengan
unit aktivitas sedangkan yang dimaksud dengan satu unit aktivitas papain adalah
banyaknya 1 mg tirosin yang dibebaskan dari substrat kasein pada pengujian tertentu
(Dangoran 2004). Imobilisasi isolat enzim papain dengan
metoda penjebakan (entrapment) menggunakan alginat sebagai matrik polimer. pH
optimum enzim imobil diperoleh 7,0 dan temperatur optimum 55oC
dengan aktivitas enzim 55,60 unit/ml, sedangkan pH optimum enzim papain bebas
7,0 dan temperatur optimum 50oC dengan aktivitas enzim 55,10 unit/ml (Sebayang
2006). Aktifitas spesifik enzim papain yang
diperoleh dari hasil praktikum adalah 3,2770 unit/mg. Sedangkan dari literatur
yang diperoleh aktivitas enzim papain dalam
substrat kasein dengan activator sistein, natrium klorida dan tanpa activator berturut-turut
adalah 5,378 unit / ml, 3,658 unit / ml dan 2,320 unit / ml (Dangoran 2004). Hidrolisis
diartikan sebagai pemecahan banyak ikatan menjadi ikatan lebih kecil dans ederhana.
Hidrolisis protein dapat dilakukan secara kimia, enzimatis, menggunakan uap panas,
kapang, khamir, dan bakteri (Bhaskaret al
2006).
Hidrolisis protein pada pratikum ini menggunakan enzim papain, didapatkan
nitrogen total terlarut (NTT) pada jeroan 0,8325 %. Nitrogen total bahan (NTB) yang adapadajeroan1,36dan2,934. Rasio NTT
dengan NTB pada jeroan
Tabel 1 Hasil total
nitrogen terlarut (NTT) dan nitrogen total bahan (NTB)
Bahan
|
W Sampel (mg)
|
Vol. HCl
(ml)
|
Protein
(%)
|
NTT
(%)
|
NTB
(%)
|
NTT/NTB
|
Daging
|
1024
|
6,43
|
5,2032
|
0,8325
|
2,934*
|
0,2837
|
Jeroan
|
9910
|
4,10
|
3,4282
|
0,5485
|
1,36**
|
0,40
|
Keterangan :*Ozyurtet al. 2009
**
Bhaskaret al. 2008
0,4 danpadadaging0,2837.Rasio
NTT dengan NTB menunjukkan kemudahan bagian tubuh ikan terhidrolisis, Pada bagian
jeroan merupakan bagian yang mudaht erhidrolisis. Hidrolisis protein ikan dipengaruhi
oleh beberapa faktor yakni pH, waktu reaksi, perbandingan enzim dengan substrat,
dan suhu (Bhaskaret al 2006).
MenurutMullalyet al 1995 dalam Bhaskar 2006, enzim yang digunakan
dalam pembuatan hidrolisat protein ikan paling
tidakharusmemilikisatukarakteristikumumyaknibersifat food grade atau jika enzimb erasal dari bakteri, hidrolisat tidak boleh
bersifat patogen. Pemilihan substrat, protease dan derajat protein yang dapat dihidrolisa
mempengaruhi komponen
psikokimia
hidrolisat.
Komposisi kimia daging ikan mas menurut Murniyati
(2010) yaitu
kadar
air (75,18%), kadar abu (1,50%), kadar lemak (1,26 %) dankadar protein (17,36%).
Enzim proteolitik ditapis untuk penggunaannya
pada hidrolisis protein ikan. Pankreatin, papain, dan pepsin cocok untuk proses
ini. Studi mengenai pencernaan protein menyatakan bahwa penggunaaan papain pada
pH 7,0 memberikan kelarutan maksimum pada beberapa jam pertama treatment. Suhu
40 0C daripada 65 0C dianjurkan untuk memperoleh peptida
yang lebih panjang pada saat pencernaan protein (Ferdiana 2009). Peningkatan pH tidak memberikan
pengaruh nyata pada formasi atau bentuk struktur peptida. Sebaliknya,
peningkatan temperature menyebabkan pengaruh yang cukup nyata terhadap beberapapeptida.
Efek ini dimanfaatkan untuk komersialisasi hidrolisa protein (Motaet al 2005).
KESIMPULAN
Pepton merupakan sumber
nitrogen utamadalam media komersial. Pepton
dapat dihasilkan melalui reaksi hidrolisis asam atau enzimatis bahan-bahan yang
mengandung protein. Enzim yang dapat digunakan untuk menghidrolisis protein
salah satunya adalah papain. Papain
adalah enzim protease
yang dapat diperoleh dari getah pepaya. Nitrogen total
bahan (NTB) pada jeroan sebanyak
1,36 dan pada daging sebanyak 2,934. Rasio NTT dengan NTB
pada jeroan 0,4 dan pada daging 0,2837. Rasio
NTT dengan NTB yang besar
pada bagian jeroan menunjukkan jeroan
mudah terhidrolisis untuk menghasilkan pepton.
DAFTAR
PUSTAKA
Fachraniah, Fardiaz D, dan Idiyanti T. 2002. Pembuatan pepton dari bungkil
kedelai dan khamir dengan enzim papain untuk media pertumbuhan bakteri. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan
XIII(3): 260-266
[KKP] Kementrian Kelautan Perikanan. 2009. Marine and Fisheries in Figures 2009. Jakarta: Badan Statistik
Kelautan dan Perikanan
Bhaskar, T. Benila, C. Radha,
R.G. Lalitha. 2006. Optimization of enzymatic hydrolysis of visceral waste
proteins of catla (Catlacatla) for preparing protein hydrolysate using a
commercial protease. Science
Direct-Bioresource Technology 99 (2008) 335–343
Dangoran D S. 2004.
Pengaruh aktivator sistein dan natrium klorida terhadap aktivitas papain. Jurnal sains kimia Vol 8, No. 1. 26-28
Ferdiana F. 2009. Penentuan aktivitas enzim papain dalam
mendegradasi protein.[Tesis]. Departemen Kimia, JBPTITBPP.
Hendrawasih. 2004. Hidrolisis
protein pada keong mas (Pomaceacanaliculata)
dengane nzim papain. Jurnalsqualen
34(2004): 16-20.
Kahar, Zaharasmi. 1995.
Pengaruh jenis substrat terhadap aktivitas proteolitik enzim papainamobil. JurnalkimiaAndalas. Vol 2 No 1. 39-45
Mota, Ferreira, M.B.P.
Oliveira, Rocha,J.A. Teixeira, D. Torres, M.P. Gonc¸alves. 2005. Trypsin
hydrolysis of whey protein concentrates: Characterization using multivariate
data analysis. Food Chemistry 94
(2006) 278–286
Sebayang, Firman. 2006.
Imobilisasienzimdarigetah papaya denganalginat. Vol 18. No 2
Komentar
Posting Komentar