Pengembangan karakter masyarakat untuk mengoptimalkan potensi kelautan sebagai penghela ekonomi nasional



Bergerak di bidang perikanan terutama kelautan sangat menjanjikan karena kebutuhan untuk protein dari produk perikanan terus meningkat karena masyarakat sudah mulai menyadari pentingnya makan ikan. Kegiatan perikanan semakin merambah dari ekonomi lokal menjadi kegiatan ekonomi global yang menghasilkan milliran dolar dari perdagangan dunia seiring perkembangan teknologi. Indonesia merupakan penghasil ikan terbesar kelima. Potensi yang besar dan menjanjikan ini belum mampu meningkatkan perekonomian Indonesia yang dapat dilihat dari keadaan ekonomi nelayan dan masyarakat pesisir pada umumnya miskin dan kumuh.
Penghasilan sektor perikanan untuk devisa negara dari sektor ekspor pada tahun 2006 sebesar US$ 2,1 miliar. Hasil ini dinikmati beberapa pihak yang memiliki modal besar padahal 70 % sektor berada pada sektor perikanan tradisional. Rangkaian kegiatan perikanan banyak melibatkan banyak orang tetapi tidak memberikan dampak bagi pertumbuhan ekonomi sehingga perlu perhatian terhadap sektor perikanan tradisional.
Produk perikanan yang prospek dikembangkan yaitu produk tradisional karena 50% produk perikanan diolah secara tradisional seperti ikan asin, ikan asap, pindang dan lain–lain sehingga pengelolaan produk perikanan diarahkan ke produk tradisional. Produk tradisional masih mendapat perhatian yang besar dari masyarakat dalam dan luar negeri, produk perikanan tradisional menjadi ikon beberapa daerah dan minat masyarakat timur tengah dengan ikan asin dan masyarakat Jepang dengan ikan asap Indonesia.
Permasalahan yang dihadapi perikanan Indonesia yaitu ketersediaan bahan baku, mutu bahan baku yang kurang baik, pengolahan yang belum maksimal, kerusakkan dari sumber daya alam yaitu pencemaran dan degradasi perairan yang menurunkan produktivitas. Perbaikkan harus dilakukan di semua lini sehingga perlu mengembangkan industri perikanan dari hulu hingga hilir dalam satu lokasi untuk mengurangi biaya transportasi dan kesegaran ikan tetap terjaga.
Semua permasalahan perikanan bermuara pada masalah pengelolaan. Pengelolaan yang baik dapat mengatasi permasalahan perikanan. Pengelolaan sumber daya manusia sangat penting di samping pengelolaan sumber daya tetapi apapun pengelolaan yang dibuat tidak akan terlaksana dengan baik apabila karakter dari masyarakat masih belum terbentuk dengan baik.
Kita sebaiknya meniru, memodifikasi dan mengembangkan perikanan di negara maju seperti Jepang, Amerika Serikat, China dan lain - lain . Sektor perikanan menjadi mesin pertumbuhan bagi negara-negara maju. Negara maju tidak hanya memajukan melalui teknologi melainkan memajukan melalui karakter masyarakatnya. Karakter dasar yang menjadikan masyarakat di negara maju luar biasa yaitu menyadari sebagai manusia yang tunduk pada kuasa Sang Pencipta, tidak penguasa iblis, beretika sebagai prinsip dasar dalam kehidupan sehari-hari, mengutamakan kejujuran dan integritas, bertanggung jawab, hormat pada aturan & hukum masyarakat, hormat pada hak-hak orang lain, cinta pada pekerjaan, berusaha keras untuk menabung & investasi, mau bekerja keras dan cerdik, tepat waktu dan menghargai waktu.
Masyarakat harus tunduk kepada sang pencipta sehingga dalam melaksanakan aktivitas tidak tergantung dukun atau paranormal. Masyarakat Indonesia banyak beragama tetapi lebih percaya pada dukun dan paranormal. Masyarakat Indonesia banyak beribadah tetapi untuk sukses menghancurkan pesaing dengan berdukun atau menfitnah pesaing agar usaha bangkrut. Seharusnya memenangkan persaingan dengan kerja keras dan cara-cara  kreatif.
Sifat konsumtif masyarakat akan menyebabkan kemiskinan tetap terjadi. Sebesar apapun hasil yang didapatkan jika dipakai untuk foya – foya akan tetap menyebabkan masyarakat tetap miskin karena tidak dapat mengendalikan pengeluaran. Perlunya kebiasaan menabung dan investasi diterapkan bagi masyarakat di sektor perikanan karena sumber daya ikan yang mobilisasi dan kepemilikkan umum.
Sumber daya perikanan akan tetap terjaga dengan baik ketika setiap individu sadar memanfaatkan sumber daya dengan baik dan arif. Peraturan yang dibuat dengan akan tetap dilanggar karena tidak memiliki rasa saling memiliki dan bertanggung jawab. Ketika masyarakat menyadari laut sebagai tanggung jawab merawat maka dengan sendiri masyarakat akan mengelola sumber daya dengan baik.
Pemerintah sulit membereskan aksi tengkulak, hal ini dapat diselesaikan dengan setiap individu hormat pada hak-hak orang lain sehingga para tengkulak akan mengambil keuntungan sesuai dengan haknya dan tetap memperhatikan kebutuhan nelayan. Masyarakat Indonesia umumnya tidak tepat waktu dan tidak menghargai waktu yang menyebabkan kekecewaan bagi para investor karena tidak dapat memenuhi target sesuai dengan waktu yang sudah ditetapkan.
Masyarakat Indonesia yang terkenal beretika, saat ini mulai menurun etikanya. Investor ragu menanamkan modal di Indonesia karena etika yang kurang baik seperti merasa paling hebat, sopan–santun yang kurang dan lain–lain. Masyarakat perlu menanamkan etika yang positif bagi generasi muda dan generasi tua juga perlu belajar lagi mengenai etika dan memberi teladan bagi generasi muda.
Kerja cerdik masih kurang diterapkan, masyarakat umumnya kurang mau meningkatkan nilai tambah dari produk yang dihasilkan padahal nilai tambah yang dihasilkan sangat besar. Nilai tambahn dapat diperoleh melalui pengelolaan perikanan menjadi produk setengah jadi dan siap makan. Produk setengah jadi seperti fillet ikan, surimi, kamaboko dan lain – lain. Produk jadi berupa ikan asin, ikan asap dan lain-lain.
Ketika semua karakter yang positif diterapkan makan peraturan yang ada akan ditaati. Kepercayaan yang tinggi sehingga masyarakat memiliki lingkungan yang baik untuk berusaha dengan aman. Pembenahan karakter perlu dilakukan karena semua tindakan dan pola pikir dipengaruhi karakter seseorang.


diolah dari berbagai sumber

Komentar