Pencoklatan Pada Minyak Goreng

lemak dan minyak terdapat hampir semua bahan pangan dengan kandungan yang berbeda-beda. Lemak dan minyak sering kali sengaja ditambahkan dengan sengaja ke bahan makanan dengan berbagai tujuan. Dalam pengolahan bahan pangan, minyak dan lemak berfungsi sebagai media penghantar panas seperti minyak goreng, shortening (mentega putih), lemak (gajih), mentega dan margarin (Winarno 2008).
Minyak goreng berfungsi sebagai pengantar panas, penambah rasa gurih dan penambah nilai kalori bahan pangan. Mutu minyak goreng ditentukan oleh titik asapnya yaitu suhu pemanasan minyak sampai terbentuk akrolein yang tidak diinginkan dan dapat menimbulkan rasa gatal pada tenggorokkan. makin tinggi titik asap semakin baik mutu minyak goreng. Umumnya suhu penggorengan adalah 177 - 221 °C. Lemak yang baik digunakan untuk minyak goreng adalah oleo stearin, oleo oil, lemak babi (lard) atau lemak nabati yang dihidrogenasi dengan titik cair 35-40 °C (Winarno 2008).
Kerusakkan  minyak disebabkan oleh penyerapan bau (Tainting), hidrolisis dan oksidasi. Kerusakkan lemak yang utama adalah timbulnya bau dan rasa tengik yang disebut proses ketengikkan. Hal ini disebabkan otooksidasi radikal asam lemak tidak jenuh dalam lemak. Otooksidasi dimulai dengan pembentukkan radikal-radikal bebas yang dipengaruhi oleh faktor yang mempercepat reaksi seperti cahaya; panas; peroksida lemak atau hidroperoksida; logam-logam berat seperti Cu, Fe, Co Mn dan Logam porfirin; dan enzim lipoksidase. Molekul-molekul lemak yang mengandung radikal asam lemak tidak jenuh mengalami oksidasi dan menjadi tengik. Bau tengik yang tidak sedap disebabkan oleh pembentukkan senyawa-senyawa hasil pemecahan hidroperoksida. Radikal bebas denga O2 membentuk peroksida aktif yang dapat membentuk hidroperoksida yang bersifat sangat tidak stabil dan mudah pecah menjadi senyawa dengan rantai karbon yang lebih pendek oleh radiasi energi tinggi, energi panas, katalis logam atau enzim. Senyawa-senyawa dengan rantai C lebih pendek merupakan asam-asam lemak, aldehida-aldehida dan keton yang bersifat volatil dan menimbulkan bau tengik pada lemak. Warna coklat pada minyak disebabkan oleh reaksi Mailard antara aldehida-aldehida dari oksidasi lemak dengan gugus amino yang membentuk senyawa berwarna coklat (Winarno 2008).

DAFTAR PUSTAKA


Winarno F. 2008. KIMIA PANGAN DAN GIZI. Bogor : M-BRIO PRESS.

Komentar