Kebakaran hutan
adalah suatu kejadian dimana api melalap bahan bakar bervegetasi yang terjadi
di kawasan hutan. Ilmu kebakaran hutan dan lahan merupakan suatu ilmu yang
mempelajari proses terjadinya kebakaran, perilaku api, faktor-faktor yang
mempengaruhi, dampak kebakaran terhadap unsur ekosistem dan pengendaliannya.
Penyebab hutan terbakar di Indonesia sebagian besar disebabkan ulah manusia
yang ingin membuka lahan untuk perkebunan, tempat tinggal, pembangunan kanal,
sumber pupuk, illegal logging. Penyiapan
lahan dengan pembakaran hutan karena mudah, cepat dan murah sedangkan pembukaan
lahan tanpa pembakaran mahal, memerlukan waktu yang lama dan tidak jaminan
bebas dari hama dan penyakit.
Kebakaran hutan
mengganggu lima proses ekologi hutan yaitu suksesi alami, produksi bahan
organik, proses dekomposisi, siklus unsur hara, siklus hidrologi dan
pembentukkan tanah. Kebakaran hutan
merusak fungsi hutan yaitu sebagai pengatur iklim, perosot karbon dan merusak
daerah aliran sungai (DAS). Peraturan mengenai kebakaran hutan diatur dalam UU
No.41/1999 Tentang kehutanan pasal 50 ayat 3(d) yang mengatakan setiap orang
dilarang membakar; UU No.18/2004 Tentang perkebunan dalam pasal 26 menyatakan
setiap pelaku usaha perkebunan dilarang membuka dan atau membuka dan mengolah
lahan dengan cara pembakaran yang berakibat pada pencemaran lingkungan; UU
No.32/2009 Tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dalam pasal 69
ayat 1(h) setiap orang dilarang membuka lahan dengan cara membakar.
Proses pembakaran
merupakan kebalikkan dari proses fotosintesis. Reaksi fotosintesis CO2
+ H2O + energi matahari menghasilkan O2 dan (C6H10O5)n
sedangkan reaksi pembakaran O2 +(C6H10O5)n
+ sumber penyulutan menghasilkan CO2 + H2O + panas. Proses
pembakaran terdiri dari pra-penyalaan (pre-ignition),
penyalaan (flaming), pembaraan (smoldering), pemijaran (glowing) dan padam (extinction). Faktor-faktor yang mempengaruhi kebakaran hutan adalah
kelembaban bahan bakar; tipe,banyak & penyebaran bahan bakar; dan angin. Bahan
bakar dikelompok menjadi 7 yaitu pohon-pohon yang membentuk tegakkan,
semak-semak, tanaman penutup tanah, serasah dan humus yang tidak terkomposisi,
cabang-cabang mati dan lumut pada pohon hidup; sebetan; dan limbah penebangan. tipe
bahan bakar yaitu bahan bakar bawah, bahan bakar permukaan dan bahan bakar
tajuk. Tipe pembakaran terdiri dari kebakaran bawah (ground fire), kebakaran permukaan (surface fire) dan kebakaran tajuk (crown fire). Zat yang
terdapat pada bahan bakar antara lain selulosa, hemiselulosa, lignin,
extractives dan mineral. Faktor yang mempengaruhi penjalaran api pada bahan
bakar yaitu ukuran, susunan, volume, pola, kepadatan, kontinuitas, kandungan
air dan tipe. Semakin halus permukaan
bahan bakar maka semakin luas permukaan bahan bakar sehingga proses pembakaran
lebih cepat. Susunan bahan bakar mempengaruhi jumlah udara yang terdapat
disekitar bahan bakar. Susunan horizontal mempengaruhi laju penjalaran dan
intensitas kebakaran sedangkan susunan vertikal mempengaruhi laju penjalaran
dan tipe kebakaran. Volume bahan bakar mempengaruhi energi panas yang
dikeluarkan. Api merambat lebih cepat pada musim tertentu. Semakin kecil
kandungan air dalam bahan bakar maka semakin mudah terbakar.
Asap merupakan
hasil dari kebakaran hutan. Penyebaran asap angin dan keadaan atmosfir. Pada
keadaan atmosfir stabil maka penyebaran asap tidak terlalu besar, pada keadaan atmosfir
stabil makan penyebaran akan sangat luas dan pada atmosfir stabil maka asap
bertahan di daerah asalnya. Senyawa yang terdapat pada asap yaitu
karbonmonoksida (CO), sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NO),
ozon (O3), hidrokarbon (CH) dan partikulat. Partikulat merupakan
bahan berbahaya yang terdapat diasap karena berukuran kecil dan membawa gas
berbahaya yang tertempel dalam partikel. Partikulat adalah zat padat/cair yang
tersuspensi di udara misalnya debu, embun, fumes dan fog. Partikel yang masuk ke
paru-paru disebabkan partikel beracun karena sifat fisika dan kimianya;
mengganggu pembersihan senyawa lain di paru-paru yang kemungkinan berbahaya;
dan partikel membawa gas dan mengabsorbsi molekul-molekul gas di bagian
sensitif di paru-paru. Efek partikulat di paru-paru ditentukan oleh diameter,
bentuk dan kepadatanya serta sifat fisik dan kimianya.
Komentar
Posting Komentar